NEWSFEED.ID, BANYUMAS — Stunting menjadi salah satu permasalahan yang paling disoroti di Indonesia, jumlah penderitanya yang semakin meningkat memerlukan adanya langkah tepat dalam pencegahan serta penyembuhannya. Anak yang menderita stunting tubuhnya akan cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang tumbuh normal, hal tersebut karena anak stunting akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat akibat tidak tercukupinya nutrisi serta gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Agustin dan Rahmawati 2021).
Berdasarkan data yang tercatat pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2023 nilai stunting nasional adalah 21,5% dan mengalami penurunan menjadi 19,8% pada 2024. Penurunan nilai stunting ini menjadi kabar segar karena nilainya yang melampaui target nilai dari Bappenas pada 2024, yaitu sebesar 20,1%. Namun, data stunting pada Kabupaten Banyumas yang tercatat pada SSGI cenderung tinggi, yaitu 19,6% yang masih sangat jauh dari 14% yang merupakan target nasional (Survei Status Gizi Indonesia 2024).
Desa Panembangan yang terletak di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas menjadi salah satu desa dengan angka stunting yang tinggi. Dalam upaya pencegahan stunting sejak dini pada Desa Panembangan, mahasiswa KKN-T IPB University melaksanakan kegiatan SENTANI.
Kegiatan ini dirancang khusus untuk pencegahan stunting pada masa kehamilan, salah satu fase terbaik dalam mencegah stunting adalah saat fase sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Menurut Lestari et al. (2023), Fase sebelum kehamilan atau prakonsepsi merupakan fase penting dalam langkah awal pencegahan stunting serta menentukan kehamilan yang sehat.
SENTANI berfokus pada pemenuhan nutrisi serta menjaga kesehatan ibu hamil melalui pemberian makanan yang tinggi akan kandungan gizi seperti susu almond dan bubur kacang hijau serta pelaksanaan kelas senam ibu hamil. Tidak hanya itu, dalam upaya pencegahan stunting jangka panjang mahasiswa KKN-T IPB membagikan bibit kacang Sacha Inchi kepada para peserta. Pembagian bibit tanaman ini sebagai alternatif sumber gizi yang dapat dibudidayakan di pekarangan rumah.
Pelaksanaan kegiatan SENTANI pada Sabtu (19/07/2025) berkolaborasi dengan kader kesehatan Desa Panembangan serta Puskesmas Cilongok. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dua materi, materi pertama terkaitpentingnya menjaga pola hidup sehat bagi ibu hamil serta para pendampingnya dari Puskesmas Cilongok, kemudian dilanjutkan materi kedua terkait waspada stunting, cara pencegahan stunting sejak masa kehamilan, dan penjelasan kacang Sacha Inchi dari KKN-T IPB.
Kelas ibu hamil dimulai setelah sosialisasi melalui senam dengan gerakan-gerakan yang ringan, senam dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi nyeri punggung, melatih pernapasan, memperkuat otot-otot ibu hamil, dan meningkatkan kualitas tidur.
Senam disusun dengan musik dan suasana yang ceria sehingga dapat membuat ibu hamil lebih rileks dan mengurangi stres pada ibu hamil. Pembagian camilan bergizi serta kacang Sacha Inchi dilakukan setelah kegiatan senam selesai.
Susu almond dipilih menjadi salah satu camilan bergizi pada kegiatan SENTANI karena minuman susu nabati ini dapat meningkatkan produksi ASI. Almond merupakan jenis tree nuts yang mengandung nutrisi yang tinggi, per 100 gram almond mengandung total lemak (nabati) sebesar 49,9 g, serat pangan 12,2 g, vitamin B (B1, B2, B3, B6) 4,7 mg, vitamin E 25,63 mg, serta Ca, K, dan P masing-masing 269,481, dan 733 mg. Almond juga kaya omega 3 yang berfungsi sebagai booster untuk meningkatkan produksi ASI (Amin dalam Rofiasari et al. 2023).
Pemilihan bubur kacang hijau sebagai camilan bergizi dalam SENTANI karena kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukkan sel darah merah, sehingga dapat mengatasi penurunan Hb karena kandungan fitokimia dalam kacang hijau sangat lengkap dan hal tersebut dapat membantu proses hematopoiesis serta mencegah defisiensi zat besi.
Kacang hijau juga memiliki kandungan vitamin dan mineral. Kandungan mineral yang dimiliki kacang hijau seperti kalsium, natrium, kalium, fosfor, besi, dan seng yang berperan dalam mengatasi anemia defisiensi besi. Sedangkan kandungan vitamin yang dimiliki yaitu vitamin C yang berguna dalam membantu penyerapan zat besi (Krisna et al. 2019).
Kacang Sacha Inchi (Plukenetia volubilis) merupakan alternatif sumber gizi yang terkenal dengan multifungsi dan beragam manfaat kesehatannya, terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan adanya asam lemak omega-3, omega-6, dan omega-9. Asam lemak ini telah diidentifikasi memiliki manfaat potensial untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak-anak (Widjanarko et al. 2023). Kacang yang bijinya kaya akan minyak ini memiliki kandungan lipid sebanyak 35%-60%, asam amino esensial (sistein, tirosin, treonin, dan triptofan), 25%-30% protein, vitamin E, polifenol, dan mineral (Wang et al. 2018).
Kacang ini mengandung protein nabati dalam jumlah yang tinggi, yang berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan sel, jaringan, yang berperan penting dalam proses perkembangan tumbuh kembang anak. Selain itu, pemilihan kacang Sacha Inchi ini memiliki keunggulan yang dapat berkelanjutan karena mudah di budidaya di lahan pekarangan rumah. Hal ini menjadi potensi dijadikan bagian dari strategi intervensi gizi berbasis lokal, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, kacang Sacha Inchi dapat menjadi langkah strategis dalam mendukung pencegahan stunting.
Program SENTANI (Sehatkan Ibu, Cegah Stunting Sejak Dini) yang dilaksanakan oleh KKN-T IPB di Desa Panembangan menjadi langkah nyata dalam upaya pencegahan stunting yang dimulai sejak masa kehamilan. Melalui kegiatan senam ibu hamil, pemberian susu almond dan bubur kacang hijau, serta pembagian bibit kacang Sacha Inchi, program ini tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik ibu, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya gizi bagi generasi masa depan.
Meski sederhana, inisiatif ini menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari aksi kecil di tingkat desa. Harapannya, program SENTANI dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk ikut serta dalam membangun generasi yang lebih sehat dan bebas dari stunting. Karena sejatinya, mencegah stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama yang dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat.
Daftar Pustaka
Agustin L, Rahmawati D. 2021. Hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting. Indonesian Journal of Midwifery (IJM). 4(1): 30.
Krisna P, Hutabarat J, Desfauza E. 2019. Pengaruh pemberian bubur kacang hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Desa Psr IV Namu Terasi Kecmatan Sei Bingkai Kabupaten Langkat tahun 2019. COLOSTRUM: Jurnal Kebidanan. 1(1): 29-35.
Lestari E, Shaluhiyah Z, Adi MS. 2023. Intervensi pencegahan stunting pada masa prakonsepsi: literature review. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI). 6(2): 214-221.
Rofiasari L, Oktafiani H, Hayati N, Delima Q. 2023. Pengaruh jus pepaya dan susu almond terhadap peningkatan produksi asi. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 4(1):325-331.
Wang S, Zhu F, Kakuda Y. 2018. Sacha inchi (Plukenetia volubilis L.): nutritional composition, biological activity, and uses. Food chemistry. 265: 316-328.
Widjanarko MV, Hidayat S, Nurhilaly NWAF, Alifya KR, Zahra FA, Ramadhian L, Aulia T. 2023. Inovasi pemanfaatan kacang sacha inchi (plukenetia volubilis) untuk keberlanjutan peternakan dan ketahanan stunting di desa Tambakmerang. MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat. 6(8):2759-2774.