NEWSFEED.ID, Semarang — Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan agenda kompetitif dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI (Kemendiktisaintek) dan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) yang berfungsi sebagai wadah peningkatan mutu mahasiswa dalam pengembangan inovasi dan teknologi serta penerapannya bagi masyarakat.
Salah satu produk yang berhasil didanai melalui PKM-Kewirausahaan (PKM-K) 2025 adalah “Satis: Makeup Remover Wipes Ramah Lingkungan dari Biopolimer Jerami dan Saponin Amfipatik Daun Sengon untuk Mengurangi Limbah Kosmetik”. Tim ini diketuai oleh Rafly Perdana Kusumah dari jurusan Teknik Industri 2024, dengan anggota Cantika Melatiningtyas dari Bioteknologi 2022, Nadia Audrie Dewi dari Teknik Kimia 2024, Prima Hibrizi Dharmayanto dari Ekonomi 2024, dan Yosua Latreia Irawan dari Teknologi Pangan 2024. Tim ini dibimbing oleh Chaterine Alvina Prima Hapsari, S.T., MBA. dosen dari Universitas Diponegoro.

Produk ini dilatarbelakangi oleh pesatnya tren fast beauty yang menjamur di Indonesia. Akan tetapi, tren ini juga diiringi dengan munculnya persoalan baru berupa meningkatnya limbah plastik dari produk kosmetik sekali pakai seperti micellar water dan tisu basah. Dalam kurun waktu 15 hari saja, konsumsi micellar water menghasilkan 94,1 ribu botol plastik sekali pakai, sementara 91% tisu basah yang beredar masih mengandung polimer sintetis yang sulit terurai. Kondisi ini tentu berpotensi memperparah pencemaran lingkungan.
“Kami melihat ada celah besar di industri kosmetik, khususnya pada produk pembersih wajah yang rata-rata masih meninggalkan jejak limbah cukup serius. Dari situlah kami tergerak untuk menghadirkan Satis, sebuah inovasi yang tetap memberi kenyamanan bagi pengguna makeup di Indonesia sekaligus peduli lingkungan,” jelas Rafly, Chief Executive Officer (CEO) Satis.
Untuk menjawab tantangan itu, tim PKM-K Universitas Diponegoro (UNDIP) menghadirkan Satis dengan mengedepankan pemanfaatan bahan lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan. Hal ini tampak dari pemilihan jerami padi dan daun sengon sebagai bahan utama, sebagaimana dijelaskan oleh Cantika selaku Chief Product Officer (CPO) Satis.
“Jerami padi biasanya hanya dibakar atau dibiarkan menumpuk di sawah, padahal kandungan selulosanya tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk bahan tisu. Sementara daun sengon kaya akan saponin, yang merupakan surfaktan alami aman bagi kulit dan mudah terurai. Dengan begitu, Satis tidak hanya menjadi produk pembersih wajah, tapi juga solusi bagi lingkungan,” terang Cantika.
Diketahui, proses pengembangan produk Satis berlangsung selama kurang lebih empat bulan di Laboratorium Penelitian Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang hingga menghasilkan formulasi dan produk terbaik. Tahapan tersebut meliputi pengolahan pembuatan lembaran tisu, sediaan micellar water, hingga perancangan kemasan.
Ke depan, tim PKM-K Satis UNDIP berharap kehadiran Satis dapat memberikan manfaat nyata, khususnya dalam mengurangi limbah plastik yang banyak dihasilkan industri kosmetik. Selain itu, Satis juga diharapkan menjadi solusi praktis bagi masyarakat, terutama perempuan Indonesia, yang membutuhkan produk pembersih wajah aman dan ramah lingkungan.
“Inovasi ini sekaligus sejalan dengan tema PKM Tematik 2025 pada poin pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana, melalui upaya pengurangan limbah pertanian serta pemanfaatan teknologi biopolimer,” tambah Rafly.
Penulis: Bintang Kayana Ziandra A.