KesehatanOpini

Pentingnya Asupan Protein yang Cukup di Pagi Hari

Avatar photo
24
×

Pentingnya Asupan Protein yang Cukup di Pagi Hari

Sebarkan artikel ini
Foto ilustrasi (credit: istock/plotr_malczyk) menampilkan berbagai sumber makanan kaya protein, baik hewani (telur, daging, ikan, unggas) maupun nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe).

NEWSFEED.ID, Serang — Sarapan menjadi budaya atau kebiasaan oleh manusia di pagi hari. Sarapan adalah kegiatan untuk makan agar mempunyai energi untuk menjalankan aktivitas. Makanan yang umum dikonsumsi di pagi hari oleh masyarakat Indonesia adalah bubur, roti, dan nasi goreng. Ketiga contoh makanan tersebut, dominan akan kandungan karbohidrat. Seperti bubur dan nasi goreng bahan dasarnya adalah beras. Adapun roti bahan dasarnya adalah tepung terigu. Sebaiknya konsumsi karbohidrat tidak terlalu banyak karena akan menyebabkan mudah lapar dan lebih parahnya bisa terkena risiko penyakit diabetes.

Sebagai pelajar, sarapan adalah hal yang terpenting agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dengan meningkatkan konsentrasi saat belajar. Menurut Hanifah dan Pujianto (2022), menyatakan bahwa sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan sebelum atau menjelang kegiatan sehari-hari. Biasanya dua jam setelah bangun tidur, atau paling lambat pukul 10:00. Sarapan akan menambah asupan kalori sekitar 20-35% dari kebutuhan harian tubuh, dan akan terisi kembali saat makan siang.

Rasa lapar dapat mengganggu konsentrasi sehingga aktivitas akan terganggu. Menurut Sukmawati et al. (2021), menyatakan bahwa rasa lapar adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi gangguan konsentrasi, yang membuatnya sangat sulit untuk tetap fokus. melakukan sarapan pagi setidaknya satu atau dua jam sebelum aktivitas dapat mempengaruhi energi Anda dan membuat otak Anda lebih siap untuk berfungsi dengan baik. Sarapan pagi dapat mempengaruhi tingkat energi dan nutrisi tubuh secara konsisten, yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas. Tidak melakukan sarapan pagi menyebabkan kandungan karbohidrat GI rendah, penurunan protein dan zat gizi dalam tubuh, dan kadar gula darah tidak stabil.

Protein dapat membantu metabolisme dan pertumbuhan otot, serta sangat membantu mengontrol nafsu makan. Kemampuannya untuk memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan dengan karbohidrat atau lemak adalah salah satu kelebihan utama protein. Rasa kenyang yang lebih lama ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk ngemil atau mengonsumsi makanan dengan tinggi kalori. Karena  pencernaan protein yang lebih lambat dan rumit, yang mengakibatkan pelepasan glukosa ke dalam aliran darah secara bertahap. Sehingga tingkat glukosa darah tetap stabil dalam jangka waktu yang lebih lama, yang mengurangi rasa lapar dan membantu mengontrol asupan kalori (Rofidah et al., 2024).

Menurut penelitian oleh Fathimah dan Mulyati (2015), menunjukkan bahwa dibutuhkan 10% protein dan 25% dari total energi untuk sarapan. Protein merupakan senyawa organik kompleks dengan molekul tinggi yang terdiri dari polimer monomer-monomer asam alfa amino yang terhubung satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein adalah komponen terbesar penysusun struktur tubuh manusia dan hewan. Orang dewasa yang sehat membutuhkan protein sebesar 0,8–1 g/kg BB setiap hari, atau 10-15% dari kalori harian. Dalam beberapa situasi, kebutuhan protein dapat meningkat hingga 1,2–1,5 g/kg BB, atau 18%–25% dari kebutuhan energi total. Karena waktu transit protein yang lebih lama, protein lebih tinggi memberikan rasa kenyang daripada karbohidrat dan lemak.

Sumber protein yaitu terdapat dalam makanan hewani dan nabati. Namun protein hewani lebih baik bagi tubuh karena komposisinya sama dengan protein manusia. Protein hewani yaitu telur, susu, daging, ungags, ikan, dan kerrang. Sedangkan protein nabati yaitu jamur, padi-padian, kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, dan lainnya) dan olahannya (tempe, tahu, oncom, dan lainnya). (Islamiati et al., 2024).

Referensi

  • Fathimah, F. Z., dan Mulyati, T. 2015. Pengaruh Pemberian Sarapan Tinggi terhadap Tingkat Rasa Kenyang Wanita Obesitas. Journal of Nutrition College. Vol. 4(1): 10-17.
  • Hanifah, K. N., dan Pujianto, T. 2022. Hubungan Asupan Energi dan Protein Sarapan dengan Sikap Belajar Anak SD Negeri Lemahbang Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Seminar Publiikasi Kesehatan Nasional. Vol. 1(2): 305-310.
  • Islamiati, U., Anggi, V., dan Insani, N. N. 2024. Edukasi Pemanfaatan Makanan Sumber Protein terhadap Tumbuh Kembang Anak di Desa Sejahtera. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara. Vol. 5(1): 588-592.
  • Rofidah, K., Putriana, N., Roqimah, A. G. C., dan Arini, L. D. D. 2024. Membangun Kesehatan dari dalam dengan Menu Sehat Berprotein Tinggi. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi. Vol. 2(3): 6-19.
  • Sukmawati, E., Manungkalit, M., dan Hidayah, N. 2021. Gambaran Kebiasaan Sarapan terhadap Konsentrasi Belajar pada Mahasiswa SMA. Jurnal Ners Lentera. Vol. 9(1): 31-38.

Penulis: May Rahmawati, Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Editor: Fuad Parhan, Tim NewsFeed.id