BeritaKuliah Kerja Nyata

Inovatif dan Ramah Lingkungan, Mahasiswa KKN UPGRIS 2025 Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Avatar photo
11
×

Inovatif dan Ramah Lingkungan, Mahasiswa KKN UPGRIS 2025 Ubah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berfoto bersama ibu-ibu Kader Posyandu di Desa Tuntang. Mereka berkolaborasi dalam program inovatif yang mengolah limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.

NEWSFEED.ID, SemarangMahasiswa Universitas PGRI Semarang (Upgris) yang tergabung dalam program KKN Tematik 2025 melaksanakan kegiatan inovatif berbasis lingkungan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi pada Kamis, 18 September 2025. Program ini merupakan bagian dari bidang kerja lingkungan hidup yang dilaksanakan di desa Tuntang..

Minyak jelantah atau minyak goreng bekas merupakan limbah rumah tangga yang sering kali dibuang sembarangan dan berpotensi mencemari tanah serta saluran air. Melalui program ini, mahasiswa mengedukasi masyarakat bahwa minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk bernilai guna dan jual, seperti lilin aromaterapi.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi tentang bahaya pembuangan minyak jelantah sembarangan, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan lilin menggunakan bahan utama minyak bekas, lilin parafin,pewarna lilin dan tambahan aroma dari bahan-bahan herbal seperti minyak kayu putih dan essential oil. Proses pembuatannya sederhana dan tidak memerlukan alat mahal, sehingga bisa langsung dipraktikkan oleh warga.

Pelatihan dilaksanakan di balai desa dan diikuti oleh ibu-ibu Kader Posyandu. Para peserta sangat antusias mencoba sendiri proses pembuatan lilin, mulai dari penyaringan minyak jelantah, mencampur bahan, hingga menuangkan ke dalam cetakan. Lilin hasil karya peserta memiliki bentuk dan aroma yang bervariasi, serta dikemas menarik untuk dijadikan produk rumahan atau oleh-oleh khas desa.

“Kami baru tahu ternyata minyak bekas bisa jadi lilin wangi. Selain berguna di rumah, ini juga bisa jadi peluang usaha baru,” ujar salah satu peserta pelatihan.

Koordinator program lingkungan KKN menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengurangi limbah, tetapi juga memperkenalkan ekonomi sirkular kepada masyarakat desa. Dengan pendekatan edukatif dan aplikatif, masyarakat diajak melihat limbah sebagai peluang, bukan semata-mata masalah.

Program ini mendapat apresiasi dari perangkat desa karena dinilai sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal. Rencananya, hasil pelatihan ini akan dijadikan program rutin bulanan oleh kader lingkungan desa dengan pendampingan dari mahasiswa secara daring.

Dengan kegiatan ini, mahasiswa KKN Tematik Upgris 2025 berharap dapat meninggalkan dampak jangka panjang dalam menciptakan desa yang lebih ramah lingkungan, kreatif, dan mandiri secara ekonomi.

Editor: Fuad Parhan, Tim NewsFeed.id